Mengisi Kemerdekaan dengan Melawan Hoax

Tentu saja kita boleh menafsirkan beberapa hal terkait perjuangan para pendahulu. Berjuang mati-matian tanpa pamrih. Hanyalah kemerdekaan bangsa yang mereka harapkan. Membebaskan seluruh masyarakat dari belenggu penjajahan. Bagaimana tidak, kala itu segenap masyarakat menderita. Penindasan yang dilakukan oleh imprealis sungguh menyayat hati dan tidak berprikemanusiaan. Penjajah tidak pernah memikirkan nasib anak-anak pribumi yang membutuhkan makanan. Mereka merintih dan menangis hamper sepanjang waktu karena ulah para penjajah. Tidak hanya itu, darah dan keringat mereka diperas hamper setiap waktu. Dipaksa bekerja dengan imbalan yang tidak seberapa. Tidak terhitung berapa jumlah orang yanga meninggal dunia akibat kerja paksa. Lagi-lagi kita meneropong keadaan masa silam bangsa ini. Keadaan yang penuh dengan penindasan. Hak-hak pribumi sebagai pewaris sah negeri ini dirampas begitu saja.. ber

Melihat kondisi yang semakin parah, maka muncullah inisiatif sebagian pribumi yang terdidik. Pribumi-pribumi yang mengenyam pendidikan barat berhimpun dalam beberapa organisasi yang mereka buat. Tujuannya tiada lain hanya untuk memerdekakan bangsa ini dari penjajahan. Beberapa kaum intelektual tersebut menuntut keadilan dengan cara-cara yang cerdas. Selain menyebarkan propaganda pentingnya persatuan untuk merebut kemerdekaan; para kaum kaum intelektual tersebut menjadi inisiator dan pendobrak di tengah-tengah masyarakat untuk menyadarkan masyarakat terkait pentingnya nasionalisme dan perjuangan meraih kemerdekaan. Secara perlahan, semangat masyarakat mulai tersulut. Api nasionalisme mulai hidup dalam jiwa masyarakat. Menyebar seantero Nusantara. Para pemuda tidak ketinggalan mengambil bagian dalam mengobarkan semangat perjuangan. Tentunya dengan segala macam cara yang bisa dilakukan oleh pemuda tersebut. Ada yang bergerak di bidang pendidikan, politik, budaya, dan semacamnya. Intinya pemuda-pemuda kala itu tidak rela tanah airnya terus diperas dan dipermainkan oleh negara lain.

Ringkas cerita, berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa disertai semangat perjuangan yang tiada henti, maka akhirnya rakyat Indonesia meraih kemerdekaanya. Dan saat ini kita sedang menikmati kemerdekaan negera ini. Bayangkan saja bagaimana jadinya jika bangsa Indonesia masih dalam belenggu penjajahan. Tentu kita tidak bisa berdaulat secara politik, budaya, ekonomi, dan sebagainya. Semua dikontrol oleh penjajah. Rakyat tidak akan bisa berkembang dan mencapai martabat sebagai manusia. Bersyukurlah untuk anak-anak muda yang hidup di zaman sekarang. Nikmat kemerdekaan ini mestinya dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Jika dipikir-pikir, kita berhutang budi kepada para pendahulu kita. Berkat perjuangan dan pengorbanan para pahlawan di masa silam kita bisa memperoleh hak-hak kita sebagai manusia seutuhnya.

Tugas dan tanggung jawab generasi sekarang adalah mengisi kemerdekaan ini dengan hal-hal yang positif dan produktif. Kemerdekaan sebatas jembatan menuju kehidupan yang lebih baik. Kemerdekaan hanyalah tangga menuju cita-cita yang telah ditetapkan. Kemerdekaan bukanlah akhir dari segalanya. Bukanlah akhir dari perjuangan. Masih banyak pekerjaan rumah yang mesti kita selesaikan bersama. problematika kebangsaaan masih banyak yang harus diatasi. Zaman yang kita hadapi berbeda dengan zamannya Sukarno atau para pejuang dulu. Tentu saja tantangan yang kita hadapi berbeda. Bahkan jauh lebih komplek. Dulu musuh kita adalah penjajah. Sekarang kita sedang mengdapi masalah-masalah yang jauh lebih beragam. Bukan hanya penjajahan. Semisal: narkoba, terorisme, pornografi, dan semacamnya. Bahkan sesame anak bangsa bisa salin bertikai hanya karena beda pandangan politik. Hal ini menjadi tantangan tersendiri. Dulu, kita mati-matian membangun persatuan bangsa untuk mengusir penjajah. Sekarang ketika persatuan itu kita raih, malah kita sendiri yang berupaya untuk memecah belahnya. Atau bisa jadi perpecahan yang terjadi di antara kita disebabkan oleh orang-orang di luara kita. Artinya pihak asing mengadu domba kita atas dasar dan motivasi kepentingan ekonomi dan semacamnya. Hati-hati, sekarang banyak berkembang orang-orang yang berjiwa kedil dan tidak bisa dipercaya. Nasionalismenya patut dipertanyakan lagi. Rasa cintanya kepada Indonesia perlu ditinjau lagi. Orang-orang semacam ini biasanya gemar menciptakan kegaduhan dan kerusuhan di tengah publik. Ada maksud-maksud terselebung di balik ulah para provokator tersebut. Dampaknya, kita sesama anak bangsa bisa saling curiga. Sehingga perpecahan itu bisa semakin meluas. Biasanya kepentingan politik menjadi pendorong utama aksi-aksi tidak bertanggung jawab oknum tersebut. Mereka menyebarluaskan berita bohong untuk memenuhi hasrat politiknya. Jadi salah satu tugas kita sebagai nasionalis yang mencintai Indonesia adalah menangkal hoax. Sekarang hoax menjadi salah satu permasalahan utama bangsa ini.

Dari berbagai persoalan yang kita hadapi. rasa-rasanya saya pribadi ingin menempatkan hoax dan ujaran kebencian di urutan teratas. Bagaimana tidak, di berbagai media social bahkan media massa tidak jarang menjadi corong utama penyebaran hoax. Kita saling menghina dan menghujat hanya karena menelan informasi mentah-mentah. Inilah ulah para penyebar hoax. Persatuan yang kita bangun secara berangsur-angsur mulai retak. Oleh karena itu, melalui catatan ini, saya mengajak sekaligus menghimbau kepada segenap masyarakat Indonesia, khususnya para pemuda agar berperan aktif dalam melawan hoax. Berkontribusi nyata dalam mewujukdan Indonesia yang lebih jujur dan bersih. Bangsa. ini butuh peran kita untuk tetap mejaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Mari bersama-sama kita membalas budi perjuangan pahlawan dengan cara ikut serta menangkal hoax. Karena saat ini yang sedang kita hadapi adalah ancaman perpecahan.0
Penulis: Muhammad Aufal Fresky (Kolumnis/ Esais)



Post a Comment

أحدث أقدم

Punya Pertanyaan? Yuk Ngobrol Dengan Kami. Tim Kami Sedang Online

Admin Web Yayasan